Menikah adalah pilihan. Generasi tua tolong jangan paksakan preferensi kolot itu lagi!

Ada orang yang menikah di usia belasan tahun, bilangnya “Terlalu cepat, masih muda banget!”

Ada yang menikah di usia 40-an (atau lebih), bilangnya “Keburu tua, kasian anaknya masih kecil-kecil.”

Ada juga yang memilih tidak menikah sama sekali (contohnya biksu, biarawan/biarawati, dan aseksual), apa kamu juga mau nyinyirin mereka?

Intinya adalah, jangan menyamakan pandangan, perspektif, dan standar kamu ke orang lain.

Kamu suka jengkol, belum tentu orang di sebelah kamu juga suka.

Asal tahu saja, menanyakan seseorang tentang kapan ia menikah, mendorong atau menyindirnya, sama dengan telah menyakiti hatinya. Meskipun kamu telah lama mengenalnya atau menjalin pertemanan dengannya, pertanyaan sensitif semacam itu dapat merenggangkan hubungan sosial kalian.

Orang yang kamu dorong dengan pertanyaan, “Kapan kamu akan menikah?” atau pertanyaan sensitif seperti “Kamu bekerja di mana? Gaji kamu berapa?” akan cenderung menghindari berkomunikasi dengan kamu di lain waktu.

Persoalan menikah adalah preferensi masing-masing. Seseorang tidak memiliki hak untuk mengintervensi orang lain terkait hal itu. Jadi, cobalah untuk menghargai preferensi pribadi orang lain.