Berdamai dengan Semesta

Aku lahir dalam keadaan berantakan di ruang Semesta yang sempit. Aku merasa mungil dan dikucilkan. Dengan kata lain, aku berada di bawah standar pandangan masyarakat pada umumnya.

Aku menetapkan standar hidup tersendiri yang mungkin bertentangan dengan keinginan orang-orang di sekitarku.

Sebagai bagian dari minoritas, kemungkinan besar untuk diterima di masyarakat sangatlah kecil.

Hingga kini aku tidak terlalu dekat dengan siapapun, termasuk keluargaku sendiri. Aku takut. Aku takut mereka tidak mau menerima keadaanku.

Aku lebih suka dengan kesendirian ini. Aku hanya ingin menangis sendirian di pelukan Semesta. Aku ingin mendapatkan pencerahan tanpa ceramah dari orang lain karena aku tidak suka diceramahi.

Sekarang, aku akan mencoba untuk menerima lingkungan. Belajar menerima orang-orang dengan berbagai wajah. Belajar menerima lingkungan bising. Belajar untuk hening di lingkungan yang penuh dengan basa-basi.

Aku tidak akan banyak bicara lagi. Juga tidak menyalahkan siapa-siapa atas ketidakberuntunganku. Aku ingin tenang. Berdamai dengan Semesta.